Info S2 Penerbangan ITB - Dephub 2007

 

Balada MD-90

Maret 2009
Pemerintah c.q Ditjen Hubud berencana melarang operasional pesawat jenis MD-90 buatan Boeing a.k.a Mc Donnell Douglas. Hal ini menyusul peristiwa kecelakaan yang melibatkan pesawat tipe ini berturut-turut dalam waktu yang berdekatan. Meskipun pesawat ini relatif baru (buatan tahun 1998), namun kejadian tersebut menimbulkan tanda tanya besar di banyak kalangan terutama kalangan awam. Sebenarnya jika dirawat sesuai prosedur, pesawat buatan tahun berapa pun masih layak untuk diterbangkan. Namun, jika tidak sesuai prosedur, pesawat terbaru pun bisa mengalami kerusakan bahkan bisa dilarang terbang (grounded). Persoalan menjadi semakin menarik perhatian publik manakala melibatkan maskapai penerbangan yang berperingkat 1 di negeri ini. Peringkat nomor wahid bukan perkara yang mudah untuk diraih, terlebih untuk dipertahankan. Jadi, kalau perawatan sudah diklaim sesuai prosedur, what's wrong with MD-90?



Pesawat Penumpang Jatuh di Brazil

Minggu, 08 Feb 2009
Petugas penyelamat menyatakan empat orang selamat, namun 20 penumpang lain masih dinyatakan hilang setelah satu pesawat kecil jatuh di sebuah sungai di hutan Amazon, Brazil, Sabtu (7/2), akibat cuaca buruk.
Dari 20 orang yang masih hilang dalam kecelakaan itu, 4 di antara mereka bayi, kata Paulo Roberto Pereira, jurubicara pesawat sewaan Manaus Aero Taxi.
Menurut Paulo, pesawat Bandeirantes buatan Embraer Brazil itu membawa 22 orang penumpang dan dua orang awak.
Brazil tercatat mengalami dua kecelakaan pesawat yang cukup serius pada tahun 2006 dan 2007, sehingga menimbulkan desakan perbaikan tingkat keselamatan penerbangan di negeri terbesar di Amerika Latin tersebut.
Serpihan pesawat Bandeirantes ditemukan di Sungai Manacapuru, yang berjarak sekitar 120 kilometer dari Manaus, ibukota negara bagian Amazon.
Sebuah helikopter berusaha mengangkat bongkahan pesawat itu dari dalam sungai, namun kemudian usaha pengangkatan tersebut ditunda karena cuaca yang tidak memungkinkan, kata salah seorang pejabat di Angkatan Udara Brazil.
Setelah pesawat nahas itu tinggal landas di kota Coari, pilot ingin menunda perjalanan dan kembali ke landasan di Coari akibat cuaca yang sangat tidak memungkinkan untuk penerbangan, kata Pereira.
"Mereka kemudian meminta izin untuk kembali, tapi lalu tak lama kemudian pusat kendali penerbangan kehilangan kontak dengan pesawat ini," ia menambahkan.   (Sumber: MIOL)

tag: news, civil aviation, safety


Mandala Denpasar-Yogyakarta Batal Terbang

Jumat,  20 Feb 2009
Pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-570 batal terbang dari Bandara Ngurah Rai ke Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Jumat (20/2), karena alasan teknis.
Akibat pembatalan itu, sebanyak 137 penumpang dialihkan ke penerbangan lain, 57 penumpang di antaranya adalah anggota DPRD Kabupaten Bantul.
"Pesawat terbang tidak bisa diberangkatkan karena alasan teknis. Saya tidak bisa ungkap alasan persisnya, namun penumpang kami alihkan ke penerbangan lain dengan diganti tiketnya, atau diinapkan ke hotel," kata Agus, Koordinator Pelayanan Mandala Airlines di Bandara Ngurah Rai.
Semula pesawat terbang berbadan lebar tersebut dijadwalkan lepas landas pada pukul 07.30 WITA. Namun, pihak maskapai kemudian membatalkan penerbangan tersebut karena ada masalah teknis. Sebelumnya, status penerbangan ditunda, tetapi kemudian pihak maskapai penerbangan nasional itu memutuskan membatalkan penerbangan.
"Alasan teknis ini tidak bisa saya ungkap," kata Agus menegaskan. Hingga saat ini pesawat itu masih berada di landasan parkir Bandara Ngurah Rai. Sejumlah petugas dari PT Mandala Airlines sedang berupaya memperbaiki masalah teknis yang terjadi.
"Menurut rencana pesawat terbang itu akan diterbangkan ke Singapura untuk diperbaiki di sana. Mungkin besok sudah diterbangkan ke sana," katanya.Menurut Airport Duty Manager Bandara Ngurah Rai, Muhidi, masalah terjadi sesaat sebelum pesawat terbang lepas landas. Dari kondisi siap lepas landas di landasan pacu, terjadi gangguan mesin sehingga pesawat terbang harus kembali ke landasan parkir.
Sebanyak 137 penumpang yang sudah duduk di dalam pesawat terbang kembali ke ruang tunggu dan menanti hingga perbaikan mesin selesai.
"Tetapi setelah lama menunggu, akhirnya diumumkan bahwa pesawat tidak bisa diterbangkan, dan dijanjikan akan ada pesawat terbang pengganti. Itu pun baru besok bisa datang sehingga banyak di antara penumpang yang kecewa," katanya.
(Sumber : Antara)


Dua Sukhoi Lanud Hasanuddin Dikunci Misil Tak Dikenal

Jumat, 20 Feb 2009
Dua pesawat Sukhoi SU-30 milik TNI AU dikunci missile pihak tidak dikenal ketika berlatih intersepsi udara di wilayah udara pesisir selatan Sulawesi Selatan, Jumat (20/2). Alarm missile lock kedua pesawat berbunyi secara tiba-tiba, tetapi kedua pesawat canggih yang dibeli dari Rusia itu tidak bisa mengenali siapa pihak yang mengunci mereka dengan tembakan missile.Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, ketika dihubungi di Makassar pada Jumat, menjelaskan, di masing-masing pesawat yang sedang berlatih itu terdapat instruktur terbang dari Rusia yang sedang melatih dua penerbang tempur TNI AU. Kedua instruktur itulah yang menyatakan alarm berbunyi karena pesawat di-lock missile. "Saya menerima laporannya sekitar pukul 09.00 WITA," kata Putu.
Menurutnya, pesawat itu melakukan terbang pada ketinggian 15.000-20.000 kaki, atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut. "Kami belum mengetahui siapa yang mengunci pesawat kami. Kami telah melakukan pencarian dengan mengirimkan pesawat Boeing yang telah terbang berkeliling dalam radius sekitar 370 km dari VOR MKS di Makassar, tetapi pencarian itu tidak menemukan apa-apa. Pesawat Boeing sekarang dalam perjalanan ke Bali, dan melanjutkan pencarian di sekitar wilayah lintasannya," kata Putu.
Putu menyatakan, hingga Jumat pihaknya tidak menerima permintaan izin melintas dari pesawat ataupun kapal asing yang ingin melintasi wilayah udara dan perairan Indonesia. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pangkalan Utama TNI AL Makassar, dan sejauh ini tidak ada izin melintas dari pesawat atau kapal asing," kata Putu. (Sumber:Kompas)